Senin, 06 Mei 2019

Yang Termasuk Akhlak Tercela

Yang Termasuk Akhlak Tercela

1. Durhaka Kepada Orang Tua.

Apakah yang dimaksud dengan akhlak tercela? Sudahkah kamu renungkan perbuatan apa saja yang kalian lakukan setiap hari? Apakah itu baik atau buruk? Akhlak tercela adalah akhlak yang buruk dan tidak boleh kita lakukan. Akhlak tercela disebut juga akhlak madzmumah.

Kali ini kita akan mempelajari tentang perilaku durhaka terhadap orang tua. Allah Swt melarang kita melawan kedua orang tua karena perbuatan tersebut merupakan sikap durhaka kepada orang tua. Allah Swt sangat membenci anak yang durhaka kepada kedua orang tuanya.

Dalam surah Al-Isra ayat 23 Allah Swt berfirman:



Artinya : “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia. Mengucapkan kata Ah! kepada orang tua tidak dibolehkan oleh agama apalagi mengucapkan kata-kata atau memperlakukan mereka dengan lebih kasar daripada itu.” (QS. Al-Isra [17]:23).

Nabi Muhammad SAW bersabda:


Artinya: “Keridhaan Tuhan tergantung keridhaan orang tua dan kemurkaan Tuhan tergantung kemurkaan orang tua” (HR. Bukhari).

Dengan demikian kita sebagai orang Islam harus taat dan berbakti kepada kedua orang tua selama mereka mengajak untuk kebaikan. Membantah dan berkata kasar kepada kedua orang tua merupakan perbuatan tercela. Anak yang durhaka kepada orang tuanya akan mendapatkan azab di dunia dan akhirat.

2. Menghindari sifat durhaka melalui Kisah Kan’an.

Kan’an adalah putra Nabi Nuh As yang tidak mau taat terhadap orang tuanya, meskipun ayahnya seorang Nabi. Nabi Nuh As diangkat menjadi Rasul ketika berusia 500 tahun. Namun dalam da’wahnya selama lima abad tersebut, beliau hanya mempunyai pengikut sebanyak 80 orang, karena kaumnya sangat sulit untuk diajak beriman kepada Allah Swt.

Allah Swt berfirman dalah surah Al-A’raf ayat 59:


Artinya: “Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya lalu ia berkata: “Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya.” Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah), aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar (kiamat).” (QS. Al-A’raf [7]:59).
Nabi Nuh As berdoa agar Allah Swt menurunkan adzab. Allah Swt mengabulkan do’anya dan memerintahkan Nabi Nuh As untuk membuat perahu. Rencana Nabi Nuh As membuat perahu menimbulkan ejekan dari kaumnya karena menurut mereka sangat aneh membuat perahu besar di daerah yang tandus dan kesulitan untuk mendapatkan air.

Allah Swt berfirman dalam Al-Qur’an surah Hud ayat 38:

Artinya: “Dan mulailah Nuh membuat bahtera. dan Setiap kali pemimpin kaumnya berjalan melewati Nuh, mereka mengejeknya. berkatalah Nuh: “Jika kamu mengejek Kami, Maka Sesungguhnya Kami (pun) mengejekmu sebagaimana kamu sekalian mengejek (kami).” (QS. Hud [11]:38).

Ejekan terhadap Nabi Nuh As bukan hanya datang dari kaumnya tetapi putranya sendiri yang bernama Kan’an pun ikut mengolok-olok. Karena melaksanakan perintah Allah Swt, Nabi Nuh As tetap mengerjakan pembuatan perahu itu hingga selesai.

Setelah pembuatan perahu itu selesai Allah Swt menurunkan hujan. Secara perlahan hujan mulai menggenangi seluruh daratan. Namun Kan’an beserta sebagian besar kaumnya masih tetap mengabaikan ajakan Nabi Nuh As. Hanya kaum yang beriman yang mau masuk ke dalam kapal itu.

Hujan tak kunjung berhenti sampai akhirnya terjadi banjir yang sangat hebat dengan ketinggian air yang hampir sama dengan ketinggian gunung. Di saat itulah Nabi Nuh As tetap memanggil-manggil Kan’an agar bergabung dengan kaumnya yang beriman dan masuk ke dalam kapalnya. Dengan keras hati Kan’an justru menjauh dari kapal Nabi Nuh As dan berlari ke puncak gunung yang paling tinggi. Namun hujan semakin deras dan membuat air semakin tinggi hingga menenggelamkan gunung tersebut. Maka tenggelamlah Kan’an bersama orang-orang yang tidak mau beriman kepada Allah Swt. 

Allah Swt berfirman surah Hudayat 42-43:


Artinya:

“Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung. dan Nuh memanggil anaknya, sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil:

“Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama Kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir.” 42. “Anaknya menjawab: “Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!” Nuh berkata: “tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) yang Maha Penyayang”. dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; Maka jadilah anak itu Termasuk orang-orang yang ditenggelamkan.” (QS. Hud [11]:42-43).
Kisah ini merupakan contoh seorang anak yang tidak mau patuh terhadap orang tuanya sampai celaka di akhir hayatnya. Peristiwa tersebut harus dapat dijadikan peringatan bagi kita agar jangan sampai menjadi anak yang durhaka terhadap kedua orang tua.

0 on: "Yang Termasuk Akhlak Tercela"