Featured Posts

Sabtu, 22 Juni 2019

Akhlakul Karimah Terhadap Saudara

- Tidak ada komentar

Akhlakul Karimah Terhadap Saudara

 Akhlakul Karimah Terhadap Saudara

Pengertian Akhlakul Karimah

Menurut Imam Ghazali akhlak adalah keadaan yang bersifat batin di sana lahir perbuatan dengan mudah tanpa dipikir dan tanpa dihitung resikonya. Sedangkan ilmu akhlak adalah ilmu yang berbicara tentang baik dan buruk dari suatu perbuatan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, akhlak diartikan sebagai budi pekerti atau kelakuan, dalam bahasa Arab kata akhlak (akhlaq) diartikan tabiat, perangai, dan kebiasaan. Sedangkan Karimah artinya yang mulia atau baik. Secara umum akhlak terbagi menjadi dua yaitu: Akhlak terpuji (Akhlak Mahmudah) dan akhlak tercela (Akhlak Mazmumah).

Akhlak bersinonim dengan etika dan moral. Sehingga akhlakul karimah tidak hanya mengikuti agama dan aturan agama saja, melainkan mengikuti aturan perundangan dan norma etika yang berlaku dalam masyarakat. Sebagaimana misi Rasulullah Saw adalah untuk menyempurnakan akhlak seluruh umat manusia agar dapat mencapai akhlak yang mulia.

Dalam al-Qur’an Allah Swt berfirman surah Al- Qalam ayat 4:

Artinya: “Dan Sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (QS. Al-Qalam [68]:4).

Beberapa contoh akhlakul karimah yaitu: Jujur, amanah, menepati janji, sabar, hemat dan masih banyak contoh lainnya. Akhlakul karimah dapat diterapkan di lingkungan keluarga dan di lingkungan masyarakat yang semuanya berhubungan dengan saudara muslim lainnya.

Islam mengajarkan bahwa antara muslim yang satu dengan yang lain adalah saudara. Oleh karena itu kita harus memiliki akhlak yang baik terhadap siapapun terutama terhadap sesama saudara muslim.

Dalam al-Qur’an surah Al-Hujurat ayat 10 Allah Swt berfirman:


Artinya :”Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.”(QS. Al-Hujurat [49]:10).

Akhlak Terhadap Saudara.


Sesama muslim kita mempunyai kewajiban terhadap muslim yang lain, yang dinamakan sebagai hak-hak muslim diantaranya:


1. Menjawab salam. Mengucapkan salam terhadap sesama muslim hukumnya sunnah dan menjawab salam hukumnya wajib. Allah Swt berfirman dalam al-Qur’an surah An-Nisa ayat 86:





Artinya:“Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, Maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungankan segala sesuatu.” (QS. An-Nisa [4]:86).


[Penghormatan dalam Islam ialah: dengan mengucapkan Assalamu’alaikum.]


2. Menjenguk orang sakit. Menjenguk saudara kita yang sakit merupakan obat dan akan mengurangi beban dan penderitaannya. Ia akan merasa senang dan bahagia karena merasa diperhatikan oleh saudaranya sesama muslim.

3. Mengurus dan mengantar jenazah. Bila ada saudara kita yang meninggal dunia maka merupakan kewajiban kita untuk memandikan, mengkafani, menyalatkan dan menguburkannya.

4. Menghadiri undangan. Bila kita diundang untuk menghadiri suatu acara oleh saudara kita maka kita dianjurkan untuk memenuhi undangan tersebut.

5. Menjawab ucapan orang yang bersin. Bila kita bersin maka kita di sunnahkan mengucapkan Alhamdulillah dan bagi yang mendengar ucapan kita, sunnah menjawab dengan mengucapkan “Yarhamukallah.” Orang yang bersin tadi menjawab kembali dengan mengucapkan “Yahdikumullah.”

Sebagaimana dalam hadis riwayat Imam Bukhari dari Sahabat Abu Hurairah. Shahih Bukhari 1164:

“Dari Abu Hurairah Radlialluhu’anhu berkata; Aku mendengar Rasulullah Saw bersabda: “Hak muslim atas muslim lainnya ada lima, yaitu; menjawab salam, menjenguk yang sakit, mengiringi jenazah, memenuhi undangan dan mendo’akan orang yang bersin.” (HR. Imam Bukhari).

Dalam al-Qur’an surah Ali Imran ayat 103 Allah Swt berfirman:




Artinya : “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.” (QS. Ali Imram [3]:103).

Ayat di atas menunjukkan kepada kita bahwa orang beriman itu saling bersaudara satu sama lain, tidak saling bermusuhan melainkan saling bersatu. Orang-orang mukmin itu bersaudara mereka diperintahkan untuk dapat melunakkan hati dan dilarang melakukan sesuatu yang dapat menyebabkan perpecahan dan perselisihan.

Hendaklah sesama muslim bergaul dan memperlakukan muslim yang lain sebagai saudara dalam kecintaan, kasih sayang, keramahan, kelembutan, dan tolong-menolong dalam kebaikan. “Seorang muslim itu adalah saudara bagi muslim yang lain, maka tidak boleh menzhaliminya, mendustainya dan menghinakannya.” Sebagaimana contoh ketika Rasulullah Saw berhijrah dari Makkah ke Madinah. Kaum Muhajirin setibanya di Madinah dipersaudarakan dengan orang-orang muslim yang ada di Madinah yang disebut kaum Anshar.

Selasa, 07 Mei 2019

AKHLAK TERPUJI (RUKUN DAN TOLONG MENOLONG)

- Tidak ada komentar
AKHLAK TERPUJI  (RUKUN DAN TOLONG MENOLONG)

1. Rukun

Diantara yang termasuk ibadah yang paling utama ialah saling mencintai hanya karena Allah Swt. Dan menjalin persaudaraan di dalam agama Islam, dan itu termasuk buah dari akhlak yang baik dan kedua-duanya terpuji. Adapun yang dinamakan akhlak terpuji, 

Allah Swt berfirmann dalam al-Qur’an surah Al-Qalam ayat 4:


Artinya: “Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (QS. Al-Qalam [68]:4).

Rukun termasuk salah satu akhlak terpuji. Arti rukun adalah damai dalam suatu lingkungan, baik lingkungan keluarga, Madrasah maupun masyarakat. Hidup rukun dimulai dari lingkungan yang kecil yaitu keluarga.

Apabila dalam lingkungan keluarga saling menghormati, seperti yang muda hormat terhadap yang lebih tua dan yang tua mengasihi yang lebih muda maka, akan tercipta kerukunan dalam keluarga. Begitu juga jika di Madrasah tercipta kerukunan di antara teman maka, akan terjadi suasana yang nyaman untuk belajar.

Contoh pada suatu bangunan dibutuhkan beberapa bahan diantaranya adalah: semen, batu, kapur, dan air. Jika semua bahan tersebut dicampur dan di tata maka, akan membentuk suatu bangunan yang kokoh. Sebaliknya, jika bahan- bahan tersebut terpisah, Apakah dapat membentuk sebuah bangunan? Tentu tidak! Begitu pula dalam suatu kehidupan diperlukan adanya kerukunan agar terbentuk kekuatan dan kerukunan.

2. Tolong-menolong.

Apakah kalian pernah menolong orang lain?

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai orang yang sedang membutuhkan bantuan, bahkan kita sendiri mungkin sering membutuhkan bantuan orang lain. Apabila kita melihat teman atau tetangga yang hidupnya serba kekurangan kita harus menolong mereka. Manusia adalah makhluk sosial artinya manusia membutuhkan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya.

Dalam bahasa Arab tolong-menolong disebut Ta’awun. Islam mengajarkan kepada manusia untuk senantiasa tolong-menolong dalam kebaikan. Sebaliknya, Islam melarang untuk tolong-menolong dalam kejahatan dan berbuat dosa. Sering pula kita menyaksikan di layar televisi kejadian bencana alam seperti gempa bumi, gunung meletus, dan sebagainya yang menimbulkan banyak korban. Mereka sangat membutuhkan bantuan baik pakaian maupun makanan. Atas musibah itu kita sebaiknya memberikan bantuan kepada meraka untuk meringankan beban mereka. Allah Swt mengajarkan agar kita mau hidup tolong-menolong. 

Dalam al-Qur’an surah Al-Maidah ayat 2 Allah Swt berfirman:


Artinya: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya”. (QS. Al-Maidah [5]:2).

Senin, 06 Mei 2019

Makhluk Gaib Selain Malaikat

- Tidak ada komentar

Makhluk Gaib Selain Malaikat


  • Apakah ada makhluk gaib yang diciptakan Allah Swt selain malaikat?
  • Makhluk gaib tersebut adalah jin dan setan. Lalu apa bedanya jin dan setan?
  • Apakah jin dan setan mempunyai persamaan dengan manusia?

Jin dan Setan

Jin adalah makhluk gaib yang tidak dapat dilihat, didengar atau dirasa. Jin adalah makhluk Allah Swt yang diciptakan dari api. Jin minum, makan, menikah, dan mempunyai keturunan.

Selain itu, jin ada yang beriman dan ada yang kafir. Jin diciptakan dari nyala api yang panas (al-ma’arij) yaitu sesuatu yang menyembur dari api yang berwarna merah, kuning dan biru. Arti dari kata ma’arij adalah nyala api atau lidah api. Jin sama dengan manusia. Mereka diciptakan untuk menyembah Allah swt.

Dalam al- Qur’an surah Adz-Dzariyat ayat 56:


Artinya : “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat [51]:56).

Sifat serta tugas jin dan setan

Sifat-sifat jin dan setan antara lain adalah:

  1. Bisa berubah bentuk seperti menyerupai manusia atau binatang.
  2. Bentuknya bisa menyenangkan atau menakutkan.
  3. Jin juga sama dengan manusia. Ia memiliki hati, mata, telinga dan lisan.

Dalam al-Qur’an surah Al-A’raf ayat 179 Allah Swt berfirman:


Artinya: “Dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai.”(QS. Al-A’raf [7]:179).

Tugas-tugas jin dan setan adalah:

a. Tugas Jin:

  1. Jin diperintahkan untuk menyembah Allah Swt.
  2. Jin ada yang mengajak pada kebaikan.
  3. Jin ada yang kafir yang mengajak manusia dan bangsa jin untuk melakukan kejahatan dan kesesatan.

b. Tugas Setan:
setan bertugas untuk menggoda manusia untuk selalu berbuat jahat agar manusia terjerumus ke dalam neraka jahannam bersama-sama dengan setan. Allah Swt berfirman dalam al-Qur’an surah Al-Fatiir ayat 6:


Artinya: “Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagimu, Maka anggaplah ia musuh(mu), karena Sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.” (QS. Al-Fatiir [35]:6).

Bagaimana caranya agar kita terhindar dari godaan setan dan tidak mengikuti jejaknya? Untuk menghindari godaan-godaannya, agama mengajarkan kepada kita untuk senantiasa membaca Ta’awudz, berzikir dan senantiasa berpegang teguh pada al-Qur’an dan Sunnah (Hadis).

B. Jawablah pertanyaan berikut dengan jawaban yang benar!
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Jin dan Setan?
2. Apakah manusia dan Jin memiliki persamaan? Jelaskan!
3. Sebutkan perbedaan Jin dan Setan!
4. Tulislah ayat al-Qur’an yang menjelaskan tujuan diciptakannya Jin dan Setan adalah untuk menyembah Allah Swt!
5. Apa yang harus kalian lakukan agar terhindar dari godaan setan!

Kalimat Tayyibah Ta’awudz

- Tidak ada komentar

“Aku berlindung kepada Allah Swt dari godaan setan yang terkutuk.”

Kalimat Tayyibah Ta’awudz

Kalimat tayyibah Ta’awudz bermakna bahwa kita memohon perlindungan kepada Allah Swt. Selain itu kalimat Ta’awudz juga bermakna pengakuan atas kekuasaan Allah Swt. Sebagai manusia yang lahir di muka bumi mengemban amanah dari Allah Swt, maka untuk itu ketika kita akan memulai semua apa yang akan kita laksanakan hendaklah kita awali dengan ucapan Ta’awudz. Semua orang pasti tidak ingin tergoda oleh setan yang terkutuk. Setan merupakan makhluk gaib yang jahat dan menjadi musuh manusia. Setan tidak senang jika manusia melakukan kebaikan.

Dengan kesombongannya setan merasa lebih mulia dari manusia karena diciptakan dari api, sedangkan manusia diciptakan dari tanah. Setan berjanji akan menggoda manusia sejak zaman Nabi Adam As hingga hari kiamat nanti.

Allah Swt berfirman dalam al-Qur’an surah Al-A’raf ayat 16:



Artinya: “Iblis menjawab: “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus.” (QS. Al-A’raf [7]:16).

Pernahkah kalian mendengar kisah Nabi Adam As? Nabi Adam As dan Ibu Hawa dikeluarkan dari surga juga karena bujuk rayu setan. Setan tidak akan mati sampai datangnya hari kiamat, sehingga jumlah setan lebih banyak dari jumlah manusia dan akan terus bertambah banyak. Mereka sangat licik untuk memperdaya manusia. Tak henti-hentinya mereka menggoda manusia siapapun dia, bodoh atau pintar, tua ataupun muda, kapan dan di mana saja.

Waktu Mengucapkan Kalimat Ta’awudz.

Kita dianjurkan mengucapkan ta’awudz pada saat:

1. Ketika akan memulai membaca al-Qur’an. sebagaimana firman Allah Swt dalam surah An-Nahl ayat 98:


Artinya: “Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah Swt dari setan yang terkutuk.” (QS. An-Nahl [16]:98).

2. Ketika akan melaksanakan shalat.
3. Ketika memulai berdo’a dan berzikir.
4. Ketika hati kita merasa tidak tenang dan takut pada tempat-tempat tertentu.
5. Sebelum kita melakukan kebaikan seperti ketika akan berwudlu dan tidur agar terhindar dari godaan setan.

Adapun manfaat mengucapkan kalimat Ta’awudz yaitu:
1. Melindungi diri dari segala kejahatan.
2. Menghilangkan nafsu amarah.
3. Menimbulkan ketenangan hati.

Isilah titik-titik di bawah ini!
1. Lafal kalimat ta’awudz adalah....
2. Kita mengucapkan kalimat ta’awudz agar terhindar dari godaan....
3. Kalimat ta’awudz untuk memohon perlindungan kepada....
4. Setan menggoda manusia sejak zaman....
5. Kalimat ta’awudz diucapkan ketika....

Yang Termasuk Akhlak Tercela

- Tidak ada komentar
Yang Termasuk Akhlak Tercela

1. Durhaka Kepada Orang Tua.

Apakah yang dimaksud dengan akhlak tercela? Sudahkah kamu renungkan perbuatan apa saja yang kalian lakukan setiap hari? Apakah itu baik atau buruk? Akhlak tercela adalah akhlak yang buruk dan tidak boleh kita lakukan. Akhlak tercela disebut juga akhlak madzmumah.

Kali ini kita akan mempelajari tentang perilaku durhaka terhadap orang tua. Allah Swt melarang kita melawan kedua orang tua karena perbuatan tersebut merupakan sikap durhaka kepada orang tua. Allah Swt sangat membenci anak yang durhaka kepada kedua orang tuanya.

Dalam surah Al-Isra ayat 23 Allah Swt berfirman:



Artinya : “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia. Mengucapkan kata Ah! kepada orang tua tidak dibolehkan oleh agama apalagi mengucapkan kata-kata atau memperlakukan mereka dengan lebih kasar daripada itu.” (QS. Al-Isra [17]:23).

Nabi Muhammad SAW bersabda:


Artinya: “Keridhaan Tuhan tergantung keridhaan orang tua dan kemurkaan Tuhan tergantung kemurkaan orang tua” (HR. Bukhari).

Dengan demikian kita sebagai orang Islam harus taat dan berbakti kepada kedua orang tua selama mereka mengajak untuk kebaikan. Membantah dan berkata kasar kepada kedua orang tua merupakan perbuatan tercela. Anak yang durhaka kepada orang tuanya akan mendapatkan azab di dunia dan akhirat.

2. Menghindari sifat durhaka melalui Kisah Kan’an.

Kan’an adalah putra Nabi Nuh As yang tidak mau taat terhadap orang tuanya, meskipun ayahnya seorang Nabi. Nabi Nuh As diangkat menjadi Rasul ketika berusia 500 tahun. Namun dalam da’wahnya selama lima abad tersebut, beliau hanya mempunyai pengikut sebanyak 80 orang, karena kaumnya sangat sulit untuk diajak beriman kepada Allah Swt.

Allah Swt berfirman dalah surah Al-A’raf ayat 59:


Artinya: “Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya lalu ia berkata: “Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya.” Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah), aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar (kiamat).” (QS. Al-A’raf [7]:59).
Nabi Nuh As berdoa agar Allah Swt menurunkan adzab. Allah Swt mengabulkan do’anya dan memerintahkan Nabi Nuh As untuk membuat perahu. Rencana Nabi Nuh As membuat perahu menimbulkan ejekan dari kaumnya karena menurut mereka sangat aneh membuat perahu besar di daerah yang tandus dan kesulitan untuk mendapatkan air.

Allah Swt berfirman dalam Al-Qur’an surah Hud ayat 38:

Artinya: “Dan mulailah Nuh membuat bahtera. dan Setiap kali pemimpin kaumnya berjalan melewati Nuh, mereka mengejeknya. berkatalah Nuh: “Jika kamu mengejek Kami, Maka Sesungguhnya Kami (pun) mengejekmu sebagaimana kamu sekalian mengejek (kami).” (QS. Hud [11]:38).

Ejekan terhadap Nabi Nuh As bukan hanya datang dari kaumnya tetapi putranya sendiri yang bernama Kan’an pun ikut mengolok-olok. Karena melaksanakan perintah Allah Swt, Nabi Nuh As tetap mengerjakan pembuatan perahu itu hingga selesai.

Setelah pembuatan perahu itu selesai Allah Swt menurunkan hujan. Secara perlahan hujan mulai menggenangi seluruh daratan. Namun Kan’an beserta sebagian besar kaumnya masih tetap mengabaikan ajakan Nabi Nuh As. Hanya kaum yang beriman yang mau masuk ke dalam kapal itu.

Hujan tak kunjung berhenti sampai akhirnya terjadi banjir yang sangat hebat dengan ketinggian air yang hampir sama dengan ketinggian gunung. Di saat itulah Nabi Nuh As tetap memanggil-manggil Kan’an agar bergabung dengan kaumnya yang beriman dan masuk ke dalam kapalnya. Dengan keras hati Kan’an justru menjauh dari kapal Nabi Nuh As dan berlari ke puncak gunung yang paling tinggi. Namun hujan semakin deras dan membuat air semakin tinggi hingga menenggelamkan gunung tersebut. Maka tenggelamlah Kan’an bersama orang-orang yang tidak mau beriman kepada Allah Swt. 

Allah Swt berfirman surah Hudayat 42-43:


Artinya:

“Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung. dan Nuh memanggil anaknya, sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil:

“Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama Kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir.” 42. “Anaknya menjawab: “Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!” Nuh berkata: “tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) yang Maha Penyayang”. dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; Maka jadilah anak itu Termasuk orang-orang yang ditenggelamkan.” (QS. Hud [11]:42-43).
Kisah ini merupakan contoh seorang anak yang tidak mau patuh terhadap orang tuanya sampai celaka di akhir hayatnya. Peristiwa tersebut harus dapat dijadikan peringatan bagi kita agar jangan sampai menjadi anak yang durhaka terhadap kedua orang tua.

Yang Termasuk Akhlak Terpuji

- Tidak ada komentar

Akhlak Terpuji


1. Rendah hati
Rendah hati artinya tidak memandang rendah orang lain. Rendah hati sering disebut dengan tawaduk. Artinya tidak angkuh dan tidak sombong. Orang yang rendah hati selalu bersikap tenang, sederhana, dan sungguh-sungguh menjauhi perbuatan sombong. Manfaat orang yang rendah hati akan memiliki banyak teman dan disenangi oleh banyak orang karena siapapun akan senang bergaul dengannya. Rendah hati tidak akan menyebabkan seseorang menjadi terhina tetapi justru akan dihargai oleh semua orang. Orang yang rendah hati selalu menghormati orang lain tanpa melihat dan membedakan orang itu kaya atau miskin.

2. Santun.
Santun berarti halus tutur katanya dan baik tingkah lakunya. Santun termasuk akhlak terpuji karena akan bermanfaat baik untuk orang lain maupun diri sendiri. Dengan sifat santun seseorang akan bersikap ramah terhadap siapapun dan tidak mau menyakiti orang lain. Jika kita memiliki sifat santun maka orang lain akan senang berteman dengan kita. Rasullullah Saw telah banyak memberi contoh kepada kita berkaitan dengan sifat santun, di antaranya ketika bertemu dengan sesama muslim beliau selalu mengucapkan salam terlebih dahulu. Beliau juga berpesan bahwa “ Senyummu terhadap saudaramu akan menjadi sedekah bagimu”. Itu semua menunjukkan bahwa Agama Islam mengajarkan kepada pemeluknya agar bertutur kata dan bertingkah laku yang baik dan ramah ketika seseorang berbicara dengan orang lain.

Berbahasa santun menurut ajaran Islam tidak bisa dipisahkan dengan nilai dan norma sosial budaya dan norma-norma agama. Kesantunan berbahasa dalam al-Qur’an berkaitan dengan cara pengucapan, perilaku dan kosakata yang santun disesuaikan dengan situasi dan kondisi (lingkungan). Dalam al-Qur’an surah Lukman ayat 19 Allah Swt berfirman:


Artinya : “Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.” (QS. Lukman [31]:19).

3. Ikhlas
Ikhlas artinya suci, bersih, dan tulus. Menurut istilah, ikhlas artinya mengerjakan sesuatu kebaikan dengan niat semata-mata hanya mengharapkan ridha Allah Swt. Dalam melakukan kebaikan tanpa ingin dipuji atau mendapat balasan dari orang lain tetapi, semata-mata hanya karena Allah Swt. Setiap amal ibadah haruslah didasari rasa ikhlas, karena amal tanpa keikhlasan, maka amalnya tidak akan diterima oleh Allah Swt. Karena pada dasarnya sesuatu yang bersih dari campuran yang mencemarinya dinamakan sesuatu yang murni. Perbuatan membersihkan dan memurnikan itu dinamakan Ikhlas.

Dalam al-Qur’an surah Al-Bayyinah ayat 5 Allah Swt berfirman:



Artinya:
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus”.(QS. Al-Bayyinah [98]:5).

Walaupun untuk mengukur tingkat keikhlasan seseorang itu sangat sulit, akan tetapi dapat dilihat dari ciri-ciri berikut ini:
  1. Tidak mengharapkan imbalan atau balasan apapun dari manusia selain hanya ridha Allah Swt.
  2. Tidak merasa terpaksa atau terbebani dalam melakukan amal.
  3. Tidak ingin dipuji atau dibanggakan orang lain.
  4. Melakukan semua amal dan perbuatan dengan sepenuh hati dan penuh pengabdian.
Beberapa contoh kegiatan yang berhubungan dengan sifat ikhlas antara lain: Infaq, shodaqah, menyantuni anak yatim, dermawan dan sebagainya, yang semuanya didasarkan adanya rasa cinta kepada Allah Swt.

4. Kasih sayang.
Setiap orang pasti ingin dikasihi dan disayangi oleh orang-orang yang berada di sekitarnya, baik orang tua, saudara ataupun teman-temannya. Kita hidup bukan saja membutuhkan makan, minum atau harta saja, tetapi kita butuh perhatian orang lain. Seseorang yang kaya misalnya, semua yang diinginkannnya bisa dibeli dengan uangnya. Akan tetapi ia pasti butuh perhatian orang lain, baik untuk teman bicara ataupun orang yang bisa diajak untuk bertukar pikiran.
Agar kita mendapatkan kasih sayang dari orang lain, maka kita harus mempunyai rasa kasih sayang terhadap lingkungan kita, termasuk hewan dan tumbuh- tumbuhan yang ada di sekitar kita. Dengan saling menyayangi antara yang satu dengan yang lain hidup akan terasa tenang karena kita akan saling membantu dan saling memberi.

5. Taat Dalam Kehidupan Sehari-hari.
Taat artinya mengikuti dan melaksanakan aturan yang ada dengan penuh kesadaran. Di rumah ada aturannya, misalnya ada pembagian tugas yang harus dilakukan oleh masing-masing anggota keluarga. Itu merupakan aturan keluarga yang harus dipatuhi untuk kepentingan bersama. Di kelas juga ada tata tertibnya yang harus ditaati oleh semua siswa untuk kebaikan bersama supaya suasana belajar terasa nyaman. Begitu juga jika kalian mengendarai sepeda atau berjalan kaki di jalan raya, kalian harus berada di sebelah kiri agar tidak bertabrakan dengan sesama pengguna jalan. Semua aturan itu dibuat untuk kepentingan bersama.

Apabila aturan itu dilanggar maka semua orang yang ada di dalamnya tidak terasa nyaman. Jika semua orang sebagai anggota keluarga, siswa ataupun sebagai warga masyarakat mentaati peraturan yang ada, maka hidup akan terasa nyaman dan tenteram.

6. Patuh dan taat terhadap kedua orang tua.



Artinya: "Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia” (QS. Al-Isra {17]:23).

Allah Swt memerintahkan kepada manusia untuk selalu patuh dan taat kepada kedua orang tuanya. Kenapa kita harus patuh dan taat kepada orang tua? Ibu kita telah bersusah payah mengandung kita selama lebih kurang sembilan bulan. Ketika melahirkan, ia merasakan sakit yang sangat. Pada saat kita masih bayi ia tidak dapat tidur dengan nyenyak karena ia kadang terbangun ketika kita menangis di waktu malam. Ayah bekerja mencari rezeki untuk kita siang dan malam. Kedua orang tua kita bekerja keras demi kebahagiaan anak-anaknya. Sebagai balas budi kita terhadap kedua orang tua, maka kita harus patuh dan taat kepada mereka berdua.

Bagaimana cara kita berbuat baik kepada mereka berdua? Di antara cara berbuat baik kepada orang tua adalah:
a. Mematuhi nasehat mereka.
b. Menyayangi mereka.
c. Berperilaku sopan dan santun.
d. Berterima kasih kepada mereka karena telah membesarkan kita dengan penuh kasih sayang.
e. Berbicara yang lembut dan tidak berkata kasar kepada mereka.
f. Mendoakan mereka setiap kali selesai melaksanakan shalat fardhu.
g. Bersikap jujur kepada mereka.
h. Menyenangkan hati mereka.

7. Meneladani perilaku terpuji Nabi Ismail As.

A. Keluarga Nabi Ismail As.
Nabi Ismail As. adalah putra Nabi Ibrahim As. Sejak kecil Nabi Ismail As. ditinggalkan oleh ayahnya Nabi Ibrahim As yang harus berpisah karena melaksanakan perintah Allah Swt. Dia hidup bersama ibunya di tempat yang tandus, tidak ada pepohonan, tidak ada makanan dan minuman. Kebingungan bertambah manakala terdengar tangisan Ismail yang kehausan. Siti Hajar berlari menuju bukit Safa sampai tiba di suatu tempat yang bernama Marwah. Di sana pun tidak ada air. Kejadian itu sampai berulang-ulang sebanyak tujuh kali. Siti Hajar berlari antara bukit Safa dan Marwah. Berkat kesabaran dan do’a Ibunya yang bernama Siti Hajar, akhirnya Allah Swt mengabulkan permohonan Siti Hajar. Sehingga atas kekuasaan Allah Swt melalui Malaikat Jibril, keluarlah mata air zam-zam yang diberi nama telaga zam-zam.

B. Pengorbanan Nabi Ismail As.
Kerinduan Nabi Ibrahim As. kepada anak kesayangannya sepertinya akan terobati karena Nabi Ibrahim As telah menyelesaikan tugasnya dan akan pulang untuk kembali bersama anak dan istrinya. Setelah bertahun-tahun berpisah akhirnya, Nabi Ibrahim As bisa bertemu dengan keluarganya di sebuah tempat yang sekarang diberi nama Padang Arafah. Dengan senang hati mereka bertemu setelah sekian lama berpisah. Setelah melepaskan lelah mereka melakukan perjalanan pulang menuju ke Makkah. Di tengah perjalanan, mereka beristirahat dan tidur sejenak di Muzdalifah. Di saat tidur itulah Nabi Ibrahim As bermimpi bahwa Allah Swt memerintahkan agar beliau menyembelih anak kesayangannya yang baru bertemu dengannya. Kemudian berita itu disampaikan kepada Nabi Ismail As: “Hai anakku, aku bermimpi dalam tidurku diperintahkan oleh Allah Swt untuk menyembelihmu”. Sebagai anak yang berbakti kepada orang tua maupun kepada Tuhannya dengan tanpa ragu-ragu ia menjawab: “Wahai ayahku laksanakan apa yang Allah Swt perintahkan, insya Allah aku termasuk orang yang tabah menjalaninya”.

Mendengar jawaban tersebut Nabi Ibrahim As. langsung memeluk Nabi Ismail As karena merasa terharu mempunyai anak yang taat kepada Allah Swt dan patuh kepada orang tuanya. Suatu cobaan yang sangat berat bagi Nabi Ibrahim As sebagai seorang ayah maupun Nabi Ismail As sebagai seorang anak. Ketika Nabi Ibrahim As akan memulai menyembelih Ismail, Allah Swt mengutus Malaikat jibril untuk mengganti Ismail dengan domba yang gemuk. Allah Swt berfirman dalam al-Qur’an surah As-Saffat ayat 107:



Artinya: “Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.” (QS. As- Saffat [37]:107).

Sesudah nyata kesabaran dan ketaatan Ibrahim As dan Ismail As. Maka Allah Swt melarang menyembelih Ismail dan untuk meneruskan korban, Allah Swt menggantinya dengan seekor sembelihan (kambing). Peristiwa ini menjadi dasar disyariatkannya kurban yang dilakukan pada hari raya haji. Dari peristiwa inilah asal mula umat Islam seluruh dunia melaksanakan kurban pada Hari Raya Idul Adha. Itulah keteladanan Nabi Ismail As dalam berbakti terhadap orang tuanya.

Beriman Kepada Malaikat-Malaikat Allah SWT

- Tidak ada komentar

Beriman Kepada  Malaikat-Malaikat Allah SWT


A. Nama-nama Malaikat Allah Swt.

Malaikat adalah makhluk ciptaan Allah Swt yang mulia. Ia diciptakan dari nur atau cahaya. Ia juga mempunyai sifat-sifat yang berbeda dengan makhluk lain. Malaikat merupakan makhluk gaib yang tidak dapat dilihat, diraba, maupun didengar. Namun keberadaan malaikat dapat diketahui dari wahyu yang diterima oleh para Nabi dan Rasul Allah Swt. Beriman kepada malaikat-malaikat Allah Swt adalah rukun iman yang kedua. Allah Swt menciptakan malaikat tanpa memiliki hawa nafsu sedikitpun. Para Malaikat juga hidup tanpa memiliki orang tua maupun anak, hidup mereka hanya untuk berkhidmat kepada Allah Swt semata. Para malaikat merupakan makhluk Allah Swt yang paling taat dan sama sekali tidak pernah melanggar perintah-Nya. Apabila mereka disuruh untuk bersujud, maka mereka tidak akan bangun hingga hari kiamat kecuali setelah Allah Swt perintahkan untuk bangkit kembali. Itulah sedikit gambaran mengenai ketaatan malaikat kepada Allah Swt.

Meskipun hanya 10 nama malaikat saja yang wajib kita ketahui, akan tetapi itu tidak membatasi bahwa malaikat jumlahnya hanya 10 saja. Selain mereka, Allah Swt telah menciptakan jenis-jenis malaikat lainnya seperti malaikat penjaga gunung, penjaga laut, pemikul ‘Arsy, pembawa catatan amal dan lain sebagainya yang jumlahnya tidak kita ketahui secara pasti. Allah Swt berfirman dalam al-Qur’an surah Al-Mudassir ayat 31:


Artinya: “.... Dan tidak ada yang mengetahui bala tentara Tuhanmu kecuali Dia sendiri (Allah Swt).....” (QS. Al-Mudassir [74]:31).

Allah Swt memang menciptakan jumlah malaikat yang sangat banyak. Akan tetapi, terdapat 10 malaikat yang harus kita ketahui yaitu:

  1. Malaikat Jibril
  2. Malaikat Mikail
  3. Malaikat Israfil
  4. Malaikat Izrail
  5. Malaikat Raqib
  6. Malaikat Atid
  7. Malaikat Munkar
  8. Malaikat Nakir
  9. Malaikat malik
  10. Malaikat Ridwan.

Sifat dan Tugas Malaikat

Malaikat yang diciptakan oleh Allah Swt memiliki tugas yang berbeda-beda. Tentunya itu sudah menjadi kehendak Allah Swt dalam mengaturnya. Malaikat adalah makhluk Allah Swt yang mampu menjalankan seluruh tugas yang diberikan Allah Swt. Malaikat selalu taat dan tidak pernah mengeluh tentang suatu apapun.

Adapun sifat-sifat malaikat, antara lain adalah:

  • Malaikat tidak memiliki hawa nafsu dan tidak menikah.
  • Malaikat tidak tidur, tidak makan dan tidak minum.
  • Malaikat tidak berjenis kelamin laki-laki ataupun perempuan.
  • Malaikat selalu patuh kepada Allah swt dan tidak pernah membantah perintah-Nya.
  • Malaikat senantiasa bertasbih dan mensucikan Allah Swt.
  • Malaikat dapat berubah bentuk seperti manusia, sesuai yang mereka kehendaki atas izin Allah Swt.
Tugas Malaikat

  • Malaikat Jibril : Menyampaikan wahyu dari Allah Swt kepada para Nabi dan Rasul.
  • Malaikat Mikail : Menyampaikan rezeki kepada manusia serta mengatur hujan dan angin.
  • Malaikat Israfil : Meniup sangkakala atau terompet pada hari kiamat.
  • Malaikat Izrail : Mencabut nyawa manusia. Malaikat Izrail disebut juga dengan nama malaikat maut.
  • Malaikat Raqib : Mencatat amal kebaikan yang dilakukan oleh manusia.
  • Malaikat Atid : Mencatat amal keburukan yang dilakukan oleh manusia.
  • Malaikat Munkar : Sebagai penanya manusia di alam kubur tentang amal perbuatannya di dunia.
  • Malaikat Nakir : Sebagai penanya manusia di alam kubur tentang amal perbuatannya di dunia .
  • Malaikat malik : Menjaga pintu neraka.
  • Malaikat Ridwan : Menjaga pintu surga.
Soal Latihan
A. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang benar!

1. Malaikat diciptakan dari ...
a. tanah
b. api
c. cahaya

2. Beriman kepada malaikat adalah rukun iman yang ke....
a. dua
b. tiga
c. empat

3. Jumlah malaikat yang harus diyakini ada ... malaikat.
a. 5
b. 10
c. 15

4. Salah satu sifat malaikat adalah....
a. membantah perintah Allah Swt .
b. menikah
c. tidak makan dan minum.

5. Malaikat yang bertugas untuk bertanya kepada manusia di alam kubur adalah....
a. Rakib
b. Munkar dan Nakir
c. Atid

Soal Essay !

  1. Menyampaikan wahyu dari Allah Swt kepada para Nabi dan Rasul ...............
  2. Menyampaikan rezeki kepada manusia serta mengatur hujan dan angin...............
  3. Meniup sangkakala atau terompet pada hari kiamat................
  4. Mencabut nyawa manusia. disebut juga dengan nama malaikat maut................
  5. Mencatat amal kebaikan yang dilakukan oleh manusia...............
  6. Mencatat amal keburukan yang dilakukan oleh manusia. ...............
  7. Sebagai penanya manusia di alam kubur tentang amal perbuatannya di dunia................
  8. Sebagai penanya manusia di alam kubur tentang amal perbuatannya di dunia ...............
  9. Menjaga pintu neraka...............
  10. Menjaga pintu surga...............